Showing posts with label ayam pelung. Show all posts
Showing posts with label ayam pelung. Show all posts

Sunday, August 12, 2012

Beternak Ayam Pelung


USAHA AYAM PELUNG 

Budidaya Ayam Pelung memiliki keuntungan yang tidak terbatas. Perawatan tidak membutuhkan penanganan khusus, yang harus diutamakan adalah pemilihan bibit unggulan. Dengan bibit unggulan, hasil anakan akan memiliki nilai jual tinggi.
Ayam ini memiliki kekhasan genetika. Sifat-sifat genetik ini di antaranya suaranya kokokan ayam jantan memiliki suara yang panjang mengalun dan terdengar merdu. Pertumbuhan ayam ini sangat cepat. Bobot ayam pelung di atas rata-rata ayam biasanya. Ayam pelung memiliki berat antara 5 – 8 kilogram dan memiliki tinggi 40 – 50 cm. Cakar ayam pelung panjang dan besar, berwarna hitam, hijau, kuning atau putih. Ayam ini memiliki pial besar, bulat, dan memerah. Jengger ayam besar, tebal, tegak, berwarna merah darah, dan berbentuk tunggal. Warna bulu memiliki pola khas, umumnya campuran merah dan hitam, kuning dan putih, atau campuran hijau mengkilat. 

Ayam ini, sekarang sudah dikenal bukan  hanya di Cianjur. Ayam pelung sudah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia dan bahkan hingga ke mancanegara. Ayam ini menjadi ayam kelas atas kesayangan para bangsawan dan pehobi binatang peliharaan.Bahkan di Cianjur setiap tahun diselenggarakan kontes ayam pelung yang diikuti pemilik dan pemelihara ayam pelung se-Jawa Barat dan DKI Jakarta. Ayam pelung  terbaik yang menjadi juara kontes bisa mencapai harga jutaan rupiah.

Budidaya Ayam pelung umumnya sama dengan budidaya ayam kampung. ayam pelung memiliki kebiasaan seperti layaknya ayam kampung.Yang harus diperhatikan jika ingin membudidayakannya adalah bibit 
Bila bibit bagus atau bibit dari ayam jago yang selalu menang  kontes, maka anaknya pun akan memiliki sifat yang sama seperti indukannya. Untuk perawatan sama saja dengan budidaya ayam biasa. Yang membedakan adalah pemberian buah-buahan seperti pisang siem atau pisang batu untuk merangsang suara ayam.Selain itu, ayam perlu dijemur sekitar 10 – 25 menit setiap hari.

Pangsa pasar ayam pelung sudah memiliki pasar tersendiri. Pasar untuk ayam pelung umunya adalah pehobi ayam hias. Mereka melakukan pertemuan rutin dalam sebuah kontes ayam pelung. Di sinilah peluang – peluang bisnis dan jalinan jual – beli ayam pelung biasa dilakukan. Selain diadakan lomba tarik suara dan lainnya juga merupakan arena bursa penjualan dari anak ayam sampai ayam dewasa, dari usia 0 s/d 1 bulan (jodoan), usia 3 bulan (sangkal), usia 6 s/d 7 bulan (jajangkar), sampai ayam pelung yang sudah jadi (siap kontes). Dengan demikian lomba/kontes ayam pelung sekaligus merupakan bursa penjualan, promosi dan sosialisasi khusus ayam pelung. Melalui bursa semacam ini para pembeli, penjual dan penggemar merasa puas karena pada umumnya mendapatkan bibit-bibit maupun induk yang berkualitas dan tambahan pengetahuan tentang segala hal mengenai ayam pelung yang cukup memuaskan dari sesama peternak dan penggemar. Harga jual ayam ketergantungan terhadap kualitas ayam. Bila ayam pelung jantan adalah ayam juara, harga jualnya bisa jutaan rupiah. Untuk ayam yang tidak memiliki kualitas yang bagus umumnya hanya dijadikan sebagai ayam pedaging saja.

Analisa Usaha Ayam Pelung

Modal yang dibutuhkan di budidaya ayam pelung umumnya tidak terlalu besar. Pengeluaran tertinggi adalah di pembelian bibit. 

Investasi kandang                        Rp 2.000.000
Pembelian bibit jantan                  Rp 1.000.000
Pembelian bibit betina                  Rp 250.000
Biaya pakan dalam satu tahun      Rp 2.500.000
Pengeluaran lain-lain                    Rp 500.000

                            Total               Rp 6.250.000

Pendapatan :
Dari satu indukan jantan dan betina bisa bertelur sebanyak 10 – 15 butir telur dalam 2 bulan dengan penetasan sekitar 80%. Harga anak ayam memiliki kelipatan per bulan

12 ekor anak ayam umur 3 bulan x Rp 200.000 = Rp 2.400.000

Dalam satu tahun ayam pelung mampu 6 kali bertelur.
Rp 2.400.000 x 6 = Rp 14.400.000
Rp 14.400.000 – Rp 6.250.000 = Rp 8.150.000

Tuesday, August 7, 2012

MEMBUAT MAKANAN AYAM


Faktor yang terpenting pada usaha pemeliharaan ayam pelung adalah pakan. Hampir 60-80% dari komponen Maya produksi perlu dipatok untuk pengadaan pakan ini. Biaya pakan ini bisa kita tekan dengan cara menggunakan bahan pakan yang berharga lebih mewah namun mempunyai nilai gizi sama/lebih dengan pakan ternak yang telah ada sebelumnya.

Salah satu upaya kearah ini adalah dengan menyusun sendiri ransum pakan ternak dengan menggunakan bahan yang ada disekitar kita. Dalam rangka dapat mempertahankan produksi serta mendatangkan keuntungan bagi ternak .

BAHAN MAKANAN UNTUK PAKAN

Agar diperoleh pakan ternak yang bermutu dan tersedia setiap saat, perlu dicarikan bahan makanan yang baik dari sumber nabati, hewani dan limbah pertanian seperti : 
  1. Sumber Nabati :
    Jagung, Dedak Halus, Ampas Kelapa, Ubi Kayu, Beras Mentah/Gabah,

  2. Sumber Protein :
    Kacang Hijau, Bungkil Kelapa, Kedelai, Bungkil Kedelai, Ampas Tahu

  3. Makanan Asal Hewan :
    Cacing Tanah, Bekicot, Tepung Ikan, Ulat, Kumbang, Belut.

  4. Bahan Mineral :
    Tepung Tulang, Tepung Karang

  5. Bahan Asal Hijauan :    
    Daun Lamtoro, Daun Kangkung, Daun Turi, Rumput Alam, Daun Ubi Kayu, Daun Bayam  
FORMULA PAKAN AYAM PELUNG
Formula pakan yang diberikan peternak beraneka ragam, dan pemberiannya pun disesuaikan dengan ketersediaan bahan makanan pada daerah tempat tinggalnya. Berikut disajikan 2 buah Rakitan Paket Teknologi Pembuatan Pakan Ternak Ayam Pelung, yang direkomendasikan dalam rangka peningkatan produksi ayam pelung.

A.Formula Pakan Ayam Pelung 
  1. Jagung                : 35%
  2. Kedelai               : 20%
  3. Bekatul               : 30%
  4. Tepung Ikan       : 10%
  5. Tepung Gamal    : 3%
  6. Kapur                  : 1%
  7. Minyak Kelapa  : 1%
B.Komponen Paket Teknologi Ampas Sagu 
  1. Jagung                 : 65%
  2. Bungkil Kedelai  : 24%
  3. Tepung Ikan        : 5%
  4. Ampas Sagu         : 5%
  5. Kapur                   : 0,5%
  6. Minyak Kelapa    : 0,5%
CARA PEMBERIAN PAKAN
Pemberian pakan ayam buras yang perlu diperhatikan adalah menghindari pakan berhamburan dari wadahnya, dengan cara mengisinya hanya separoh hingga 2/3 bagian kedalam tempat makanan yang diberikan. Dapat juga pakan dicampur sedikit air hingga membentuk bubur. Pakan diberikan minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan petang hari, air minum perlu disediakan secara tidak terbatas.
 

Cara Memilih Jago Pelung Terbaik

Untuk mendapatkan ayam pelung yang bermutu tinggi maka jago pelung yang digunakan harus memiliki kualitas yang tinggi juga. Jago pelung tinggi dan memiliki suara kokok yang yang merdu mendayu.besar, gagah tersebut harus lah memiliki sosok tubuh yang besar, gagah, tinggi dan memiliki suara kokok yang mendayu merdu.

Pemilihan jago pelung untuk pejantan harus benar-benar selektif. Adapun kriteria ayam pelung jantan yang baik antara lain:
  1. Bantuk kepala bundar atau lonjong besar, mata beralis, cela mata tebal dan bersinar, tampar beringas, mempunyai sifat pemberani
  2. Jengger bentuk tunggal berukuran besar dan tebal serta berdiri tegak. Jengger tersebut pinggirnya bergerigi besar dan berwarna merah menyala.
  3. Paruh kuat, runcing tebal dan warna kaki sama dengan warna kukunya
  4. memiliki sepasang pial berukuran besar yang menggantung dibawah kedua paruhnya membulat berwarna merah
  5. Leher besar dan panjang yang ditumbuhi bulu-bulu lebat berwarna merah hitam mengkilat dibawah lehernya ada tembolok yang besar menonjol yang letaknya simetris ditengah-tengah dada yang bidang lebar dan kuat
  6. Kedua sayapnya kokoh dan kuat, bulu sayapnya tersusun rapi dan tampak mengkilat
  7. Bentuk badan besar dan panjang, badan bagian depan lebih besar dan mengecil ke belakang, bulu ekor menjurai panjang ke belakang
  8. Kedua kakinya panjang dan kuat dengan cakar yang besar, kedua paha berdaging tebal. Bentuk kaki persegi dengan sisik kaki rapat dan bersih serta memiliki taji yang besar.
  9. Warna kaki jago pelung yang baik adalah hitam kebiru-biruan, hijau atau putih keabu-abuan.
  10. Warna kaki pelung yang berwarna kuning menunjukkan bahwa jago pelung tersebut sudah tidak asli karena sudah campuran dengan ayam kampung biasa. Namun banyak juga ayam pelung berkaki kuning yang mempunyai suara yang bagus.
  11. Berat badan minimal 5 kg dan jika lebih berat akan lebih baik lagi
  12. Mempunyai suara kokok panjang dan bersih
  13. Mempunyai penampilan yang gagah dan enerjik, jalannya tegap dan menampakkan kejantanan
  14. Rajin mencari makan didalam kandang dengan mengais-ngais tanah
  15. Umur paling rendah adalah 1 tahun
  16. Warna bulu merah muda hingga merah tua atau merah kehitaman dengan bulu hias merah mengkilat. Warna lain adalah warna blorok dan warna wido merupakan warna yang masih jarang.

Sejarah Singkat Ayam Pelung

Assalamu Alaikum Wr.Wb...

Ayam Pelung merupakan salah satu plasma nutfah ternak asli Indonesia. Dilaporkan oleh Subandi dan Abdurrachim tahun 1984 (dalam �Mengenal Ternak Indonesia: Ternak Unggas 1), bahwa ayam Pelung ditemukan di desa Bumi Kasih, Jambu Dipa, Songgom dan Tegal Lega, yang terletak di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dipelihara masyarakat utamanya untuk suara jago yang khas. Populasi pada tahun 1994 2) sekitar 5-6 ribu ekor dan berkembang mencapai kurang lebih 40 ribu ekor pada tahun 2003 9)

Dari informasi yang dikumpulkan oleh HIPPAPI (Himpunan Peternak dan Penggemar Ayam Pelung Indonesia) tahun 1993 mengemukakan sebuah legenda, yang tentunya bagi kita boleh percaya atau tidak, bahwa konon seorang tokoh bernama Haji Bustomi (Alm.) alias Bapak Guru Karta, seorang penduduk Kampung Cicariang, desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur menceritrakan bahwa ayam Pelung sudah dipelihara dan dikembangkan sejak tahun 1850 oleh seorang Kiai bernama H. Djarkasih alias Mama Acih (Alm.). Ia, penduduk desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang, menemukan seekor anak ayam jantan besar, tinggi dan �turundul� (berbulu jarang). Ayam tersebut kemudian dipelihara dengan baik. Ayam tersebut tumbuh dengan pesat dan berkokok dengan suara besar, panjang dan berirama. Pada waktu orang kagum dengan ayam tersebut, maka dinamakan dengan �Pelung�. Sejak itu ayam tersebut mulai berkembang dan secara alami terseleksi oleh masyarakat peminatnya.

Keterengan lain yang juga datang dari daerah yang sama dijelaskan oleh seorang penduduk bernama Nambeng, yang menurut ceritranya bahwa sekitar tahun 1940, seorang bernama H. Kosim bertamu kepada gurunya Mama Ajengan Gudang. Ia melihat seekor ayam betina yang sedang mengasuh anak-anak ayam dan diantaranya ada satu ekor yang bentuk badannya berbeda dengan yang lainnya, besar, tinggi dan �trundul�. Ia kemudian membelinya dan dikembangkannya di Warungkondang. Ayam tersebut yang jantan berkokok dengan suara besar, panjang dan merdu.

Kedua ceritra tersebut secara ilmiah tentunya dapat saja terjadi mengingat banyak sekali berbagai variasi genetik ayam hutan yang ada di P. Jawa ini dan salah satunya adalah ayam Pelung, yang mempunyai ciri khas, yang disekuai penduduk, sehingga secara alami ayam-ayam tersebut terseleksi sampai sekarang.

Ayam Pelung pada umumnya dipelihara secara intensif sederhana oleh para peternak dalam jumlah terbatas untuk tujuan mendapatkan ayam-ayam jantan. Jenis pakan yang diberikan sangat berbeda dari satu peternak ke peternak lain. Pakan jadi komersial dikombinasikan dengan bahan-bahan pakan lokal seperti dedak padi, belut, dan/atau siput. Program vaksinasi tetelo (ND=Newcastle Desease) dilaksanakan secara teratur 3) dan pencegahan penyakit dilaksanakan semaksimal mungkin tergantung pengetahuan dan ketersediaan dana.

Program pemberian pakan sementara ini kelihatannya belum mengikuti standar kebutuhan ayam Pelung, tetapi kelihatannya masih memadai dengan berbagai pengalaman para peternak. Pemberian pakan dengan ransum pertumbuhan umur 0-8 minggu dengan ransum mengandung 20% protein kasar, umur 8-20 minggu dengan ransum mengandung 16 % protein kasar dengan kandungan energi sekitar 2850 kkal/kg, yang kemudian diikuti dengan ransum dewasa petelur ras yang mengandung 17 % protein memberikan suatu gambaran maksimal produktifitas4).

Dinas Peternakan Kabupaten Cianjur sejak tahun 1978 , dalam upaya mempertahankan plasma nutfah ayam Pelung, setiap tahun selalu melaksanakan kontes suara ayam Pelung, karena dipertimbangkan bahwa ayam pelung merupakan aset asli Kabupaten Cianjur. Bahkan pada tahun 1978 didirikan pusat pembibitan ayam pelung di Cipadang, Kecamatan Warung Kondang5). Terakhir, proyek demplot ayam pelung juga dilaksanakan di Kec. Warungkondang pada tahun 2000 (Wachidin 2003. pers. comm.)

Sumber : http://rivafauziah.wordpress.com/

Budidaya ayam pelung

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang 
    Ayam Pelung adalah sejenis bangsa ayam hias yang hidup dan berkembang biak di kabupaten Cianjur. Ayam ini dipelihara untuk kesenangan sebagaimana halnya dengan perkutut dan ayam sabungan.
    Seiring dengan kehidupan bangsa Indonesia yang sedang mengalami krisis ekonomi, maka perlu dicari jalan keluar untuk mengatasi hal tersebut diatas. Salah satu cara yang dapat mengatasi krisi ekonomi adalah membuka usaha dagang ayam pelung.
    Keberadaan ayam pelung menjadikan Indonesia memiliki sumber daya lestari terpendam yang khas dan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Usaha dagang ayam pelung jika dilakukan secara profesional dapat memberikan keuntungan ganda kepada pengusahanya. Hal yang dapat dijual dari ayam pelung adalah keindahan suara, penampilan, daging dan telurnya.
  2. Deskripsi Singkat Materi 
    Pada unit modul ini akan diuraikan tentang persiapan kandang, pemilihan bibit, pemberian pakan dan air minum serta pengendalian penyakit pada ayam pelung.
  3. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
    Setelah mempelajari modul ini, dengan disediakan alat dan bahan, Anda mampu melakukan pemeliharaan ayam pelung dengan kriteria adanya kesiapan melaksanakan pemeliharaan ayam pelung.
  4. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 
    Setelah mempelajari modul ini, Anda:
    • Mampu melakukan persiapan kandang dengan benar apabila disediakan kandang, peralatan dan bahan desinfektan.
    • Mampu melakukan pemilihan bibit dengan benar apabila disediakan bahannya (DOC )
    • Mampu melakukan pemberian pakan dan air minum dengan benar apabila disediakan alat dan bahannya.
    • Mampu melakukan pengendalian penyakit ayam pelung dengan benar apabila disediakan alat dan bahannya

PERSIAPAN KANDANG DAN PERALATAN 

Kandang
Ayam pelung pedaging pada umumnya dipelihara secara intensif, yaitu ayam  selalu dikandangkan.  Adapun syarat-syarat kandang yang baik adalah :
  1. Dinding kandang dapat terbuat dari papan, bilah bambo, ram kawat.  Dinding kandang tidak perlu rapat, hal ini dimaksudkan untuk keleluasaan pertukaran / sirkulasi udara dalam kandang.
  2. Arah kandang membujur timur- barat.  Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu kepanasan , tetapi pagi hari masih dapat memperoleh sinar matahari.
  3. Tinggi tiang tengah ke atap minimal 3 meter dan tiang tepi minimal 2 meter.
  4. Atap kandang dirancang sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk melindungi bangunan beserta isinya dari hujan, panas matahari atau angin.
Bentuk atap kandang biasanya :
  • Miring  dan kedua sisi miring
  • Monitor dan  semi monitor
Namun demikian atap monitor dan semi monitor merupakan bentuk atap yang sering digunakan di Indonesia dengan tujuan agar sirkulasi udara kandang lebih lancar.  Tetapi untuk kondisi di negara Indonesia yang merupakan negara tropik maka tipe kandang yang paling sesuai adalah tipe terbuka (open house), dengan menggunakan sistim kandang litter atau slat.

Peralatan
  • Tempat pakan, kebutuhan : 100 ekor/feed plate
  • Tempat minum, kebutuhan 75 ekor/ chicken formt
  • Alat pemanas (Brooder)
  • Termometer
  • Tirai kandang
  • Litter
  • Pagar pembatas / Penyekat (Chick Guard)
Kandang dan peralatannya harus dipersiapkan minimal 2 minggu sebelum digunakan.  Persiapan kandang dan peralatannya meliputi : pembersihan, pencucian  dan sanitasi kandang dan peralatannya, pemakaian alas kandang / litter dan penataan peralatan termasuk menyetel alat pemanas sehingga siap untuk digunakan serta menentukan kepadatan kandang.

Pembersihan dan pencucian kandang dan peralatannya dengan menggunakan air bersih.  Sanitasi (sucihama) dilakukan dengan menggunakan desinfektan.  Sanitasi ini dapat dilakukan dengan dengan cara mencuci, melabur, menyiram atau menyemprot.  Sanitasi di luar kandang dilakukan dengan menaburkan kapur di sekitar kandang, menempatkan dipper di depan pintu kandang dan menyemprot dengan desinfektan.

Macam-macam kandang yang digunakan untuk pemeliharaan ayam pelung
  1. Kandang ren (semi intensif)

    Kandang ren  digunakan untuk memelihara induk ayam pelung. Model kandang ren adalah bangunan kandang yang dilengkapi dengan halaman sebagai tempat umbaran. Satu unit kadang ren dengan lahan seluas 6 m2, cukup untuk 6 ekor ayam betina dan satu ekor ayam jantan. Satu unit kandang ren terdiri dari dua bagian, yaitu bangunan kandang beratap dengan luas 2 m x 1 m dan halaman atau tempat umbaran seluas 2 m x 2 m.
    Bangunan kandang beratap berfungsi sebagai tempat untuk tidur, istirahat dan bertelur. Lantai untuk kandang dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya. Untuk bertelur, disediakan sarang yang dibuat dari anyaman bambu yang diberi alas jerami padi atau bahan lain. Sarang sebaiknya diletakkan lebih tinggi dari tempat tenggeran, untuk menghindari masuknya kotoran ayam kedalam sarang. Kandang sebaiknya dilengkapi  dengan tenggeran (tempat bertengger).

    Fungsi dan kegunaan tempat bertengger antara lain:
    • Agar ayam dapat tidur dengan tenang, berjejer secara teratur.
    • Mengurangi kemungkinan ayam menghirup debu dan gas yang berasal dari kotoran.
    • Mengurangi ayam terkena kotoran sendiri dan kotoran ayam lain, sehingga bulu tetap bersih.
     Bahan tenggeran dapat dibuat dari bambu atau kayu reng ukuran 5-6 cm, bagian pinggirnya dibulatkan seperlunya agar telapak kaki dan jari ayam tidak luka dan ayam senang bertengger di atasnya.

    Ada dua macam bentuk tenggeran yaitu tenggeran posisi datar dan tenggeran posisi piramid.
    1. Tenggeran posisi datar
      Bambu atau kayu tenggeran terpasang secara horizontal berjejer di dalam kandang. Tiinggi tenggeran kurang lebih 60 cm dari permukaan litter dengan panjang disesuaikan dengan jumlah ayam dalam kadang dengan patokan 8-10 ekor ayam muda/meter atau 5-6 ekor ayam dewasa/meter. Jarak tenggeran sekurang-kurangnya 30 cm untuk ayam muda 35 – 40 cm untuk ayam dewasa.
    2. Tenggeran posisi piramid
      Tenggeran berupa tangga sederhana dari kayu atau bambu bulat yang disandarkan pada dinding kandang. Jarak antara anak tangga dengan lantai sekitar 50 cm.
    Lantai kandang diberi alas berupa sekam padi atau serbuk gergaji yang dicampur dengan kapur setebal 5 cm. Jika tidak ada kapur, alas kandang dapat disemprot dengan desinfektan sesuai dengan ketentuan.
    Peralatan kandang berupa tempat pakan dan tempat minum diletakkan di halaman umbaran. Tempat pakan dapat dibuat dari bahan kayu atau bambu yang dibelah, atau membeli yang sudah jadi dari seng atau plastik bentuk tabung. Demikian juga untuk tempat minum. Sekeliling kandang ren dipagari agar ayam tidak dapat keluar dari halaman umbaran.
  2.  Kandang Postal

    Kandang postal  digunakan untuk memelihara anak ayam pelung yang tidak diasuh induknya. Anak ayam berada di kandang postal sejak DOC sampai umur 3 bulan.
    Kandang postal berbentuk kotak dengan ukuran panjang 1 m, lebar 1 m dan tinggi 60-70 cm. Bagian bawah (alas) terbuat dari bilah bambu selebar 2-3 cm. Disusun dengan kerenggangan sekitar 1-2 cm. Dinding dibuat sedemikian rupa agar pertukaran udara dapat berlangsung dengan lancar, tetapi anak ayam tidak lolos keluar.
    Setiap satu meter kandang postal dapat menampung ayam maksimal :
    • 50 ekor, untuk anak ayam umur 1– 10 hari
    • 40 ekor, untuk anak ayam umur 10 – 20 hari
    • 25 ekor, untuk anak ayam umur 20 – 30 hari
    • 15 ekor, untuk anak ayam umur 1 – 3 bulan
    Bila satu unit kandang postal digunakan untuk ayam dewasa, dapat menampung sekitar 7-8 ekor.
Cara melakukan persiapan kandang 


A.Inventarisasi kondisi kandang dan peralatan :
  1. Peralatan kandang yang meliputi tempat pakan, tempat minum, brooder dikeluarkan dari dalam kandang (bekas digunakan pada pemeliharaan sebelumnya).
  2. Litter yang bercampur kotoran dimasukkan dalam karung dan dikeluarkan dari kandang.
  3. Dinding, langit-langit (atap kandang) dibersihkan dengan sapu.
  4. Lantai kandang dicuci / disemprot dengan air bersih.
  5. Tempat pakan dan tempat minum dicuci dengan air bersih dan deterjen, lalu dibilas dengan air bersih atau larutan desinfektan.
  6. Dinding kandang sebaiknya dikapur.
  7. Setelah kandang kering litter ditaburkan dalam kandang dengan ketebalan 3-5 cm, dimana sebelumnya dibuat pagar pembatas
  8. Penataan peralatan (tempat pakan, tempat minum, brooder),
  9. Kandang yang sudah lengkap dengan peralatan dan tertata disemprot dengan dengan desinfektan.
  10. Kandang sudah siap menerima anak ayam.
B.Sanitasi kandang
C.Persiapan sebelum DOC tiba 
  1. Pastikan kapan DOC tiba ! berapa jumlah dan jenisnya
  2. Brooding ring. Luas brooding ring yang dibutuhkan 40-50 DOC/m2, tetapi dengan bertambahnya umur, mak aperlu menambah luasnya dimana jumlah anak ayam makximal dalam satu brooding ring adalah 500 ekor. Brooding ring sebaiknya dibuat melingkar agar anak ayam tidak menumpuk disudut pagar.
Merangkai dan Menghitung Kebutuhan Brooding ring

- Alat dan Bahan :
  1. Alat pemanas
  2. Seng
  3. Tempat minum DOC (Chicken fount)
  4. Tempat pakan DOC (feed plate)
  5. Meteran
  6. Kalkulator
  7. Sekam
  8. Koran
  9. Termometer
- Keselamatan Kerja :
  • hati-hati dalam merangkai brooding ring
    agar tidak terjadi konsleting listrik
- Langkah Kerja :
  1. Tentukan berapa jumlah ayam yang akan dipelihara
  2. Hitung luas brooding ring  dengan rumus : Luas    =     x  r2, keliling =    x  diameter 
  3. Hitung kebutuhan (jumlah) tempat pakan yang dibutuhkan
  4. Hitung jumlah tempat minum yang dibutuhkan
  5. Siapkan alat-alat yang akan dipakai
  6. Rangkailah brooding ring 
  7. Tebarkan sekam, kemudian tutup dengan koran
  8. Pasanglah chicken found dan feeder plate sesuai dengan tata letaknya
  9. Letakan termometer di atas koran
  10. Nyalakan pemanas 

Sumber  : http://haryvedca.wordpress.com/